Thursday 8 September 2016

 Halimun dan kabut, yang sering terjadi pada dataran tinggi, khususnya di awal pagi, dapat menciptakan suasana indah yang senyap dan bergetar. Tetapi, kondisi pencahayaan juga membuatnya sangat sulit untuk difoto. Pengaturan apa yang seharusnya kita gunakan agar dapat menangkap hijau rumpun dedaunan yang jelas dan misteri kabut pagi yang menyelubungi akar pepohonan secara mengesankan? Dalam artikel ini, saya akan memperkenalkan variasi teknik yang digunakan oleh fotografer profesional. (Dilaporkan oleh: Rika Takemoto)

EOS 7D/ EF70-200mm f/4L IS USM/ FL: 70mm (setara 112mm) / Aperture-Priority AE (f/16, 8 det, EV+0,3) / ISO 200/ WB: Daylight
Foto di atas menunjukkan padang yang luas pada dataran tinggi, diselubungi kabut pagi hari. Saya menemukan pohon yang berbentuk indah, dan memutuskan untuk menggunakannya sebagai subjek utama. Selanjutnya, saya menyesuaikan posisi pemotretan untuk mendapatkan bidikan yang seimbang baik dengan belukar pepohonan birch (semacam pohon jati) yang diselubungi kabut putih di latar belakang.

Pemandangan dan pendekatan saya

Pemandangan ini menghadirkan padang di dataran tinggi yang diselubungi kabut di awal pagi, hingga satu meter di atas permukaan tanah. Saya terpesona olehnya, karena terlihat bagaikan ada filter fokus halus yang hanya diterapkan ke akar pepohonan. Inilah yang saya ingin hadirkan dalam foto saya.
Karena keadaan di sekelilingnya masih gelap ketika saya mengambil bidikan sewaktu matahari terbit, saya menggunakan tripod untuk meminimalkan noise dan goyangan kamera, lalu membingkai dan menyusun gambar saya menggunakan mode Live View.
Untuk komposisinya, saya memilih pohon dengan rumpun dedaunan yang indah, untuk menjadi figur pusat dalam frame (bingkai). Kemudian, saya mengurangi aperture untuk mencapai depth of field yang lebih besar, agar dapat secara jelas menggambarkan dataran tinggi yang diselubungi kabut pagi hari. Menempatkan langit putih dalam bingkai akan merusaknya, jadi saya berupaya untuk tidak melakukannya. Alih-alih, saya fokuskan pada penempatan siluet batang pohon di bagian tengah agar dapat menciptakan komposisi sederhana namun tegas. Hal ini akan menonjolkan perasaan senyap lanskap, yang merupakan tema foto saya.


Butir 1: Gunakan f/16 untuk menciptakan kedalaman

Kontras buruk yang diciptakan oleh kabut dapat menyebabkan gambar Anda terlihat datar. Untuk menciptakan kedalaman pada gambar, Anda tentu ingin memastikan bahwa kabut tipis yang menutupi belukar pepohonan di latar belakang, juga tertangkap secara jelas—bukan hanya pohon di latar depan. Menggunakan mode Aperture-priority AE, saya kemudian mengurangi aperture ke f/16. Ini juga memperlambat kecepatan rana, yang memiliki manfaat tambahan menangkap tekstur lembut samar-samar udara yang berkabut.

Butir 2: Mengkompensasi untuk sedikit kekurangan cahaya dengan EV+0,3

Menempatkan kabut atau halimun dalam bingkai bisa membuat gambar tampak agak kekurangan cahaya. Dalam situasi semacam itu, Anda harus menggunakan kompensasi pencahayaan positif. Kuncinya adalah memfokuskan pada kecerahan kabut. Karena kecepatan rana akan diperlambat, Anda sebaiknya menggunakan tripod ketika membidik untuk mencegah keburaman.

Butir 3: Gunakan White Balance (Daylight) untuk menangkap hijau rumpun dedaunan yang menyegarkan

Gunakan WB (Daylight) untuk menciptakan kembali warna dataran tinggi yang menyegarkan pada awal pagi hari. Jika menggunakan ”Cloudy” atau “Shade”, nada kuning akan muncul lebih kuat, memberikan kesan bahwa bidikan diambil pada siang hari. Namun demikian, jika Anda membidik dengan “Fluorescent” atau “Tungsten”, nada biru akan menjadi terlalu kuat, membuat gambar tampak tidak alami. Dengan memilih “Daylight” akan meningkatkan nada biru sedikit—cukup untuk membuat rumpun dedaunan tampak lebih hidup.

Saran: Kabut pagi kerap terjadi di dataran tinggi

Ada beragam jenis halimun dan kabut, masing-masing dengan penyebab dan pola yang berbeda. Pada padang rumput di dataran tinggi, seperti di tempat saya melakukan bidikan, suhunya amat sangat berbeda, sehingga halimun dan kabut cenderung lebih sering muncul. Ini disebabkan, pada saat matahari terbit, panasnya menyebabkan embun pada rerumputan menguap dan berubah menjadi halimun atau kabut. Kemungkinan Anda akan kebasahan apabila memotret dalam suasana berkabut, jadi, lakukan persiapan, kenakan pakaian dan sepatu bot kedap air.

0 comments:

Post a Comment

MY MEDSOS

https://www.facebook.com/aldiansyah.saturadio
Supriadi Safri. Powered by Blogger.

Template Information

My Contack

087 863 313 242 / 085 238 642251

Popular Posts