Saturday 24 September 2016

Pada dasarnya, semua lensa dapat digunakan untuk foto portrait, dari sangat lebar (wide) sampa telefoto. Tiap lensa memiliki sifat yang berbeda, dan setiap fotografer memiliki lensa favorit yang berbeda-beda. Saya sendiri hampir selalu meraih lensa 85mm f/1.4 saya untuk portrait. Saat dipasang di kamera full frame, saya bisa mendapatkan sudut pandang yang tidak terlalu luas dan sempit. Saat memotret dengan lensa ini, arak antara saya dan subjek foto sekitar 2-4 meter. Jarak yang cukup nyaman untuk saya dan subjek fotonya. Bokeh/latar belakang yang dihasilkan lensa 85mm lembut dan sangat blur, sehingga menonjolkan subjek yang dipotret.
135mm, dengan lensa 70-200mm f/2.8 yang fleksibel. Cocok untuk digunakan di outdoor yang ruangnya luas. Talent: Putri Blouvia


Bagi yang menyukai fleksibilitas zoom dalam memotret portrait, lensa zoom 70-200mm f/2.8, ideal untuk kebutuhan itu. Lensa telefoto mengkompresi ruang sehingga wajah tampak lebih fotogenik. Namun harga yang tinggi dan ukuran lensa yang besar mungkin merintangi sebagian besar orang untuk mengunakan lensa ini. Lensa dengan jarak fokus (focal length) 24-70mm (ekuivalen dengan 17-50mm di kamera APS-C) juga bagus untuk portrait yang juga memasukkan elemen lingkungan/background yang luas. Lensa zoom lebar sampai menengah ini memudahkan kita untuk memasukkan lingkungan subjek berada sehingga cocok untuk foto human interest.Bagi yang memiliki kamera DSLR dengan sensor APS-C / Cropped sensor, maka ekuivalennya adalah sekitar 55-60mm. Jika 85mm dipasang di kamera bersensor APS-C yang dipakai sebagian besar fotografer amatir dan semi-profesional, maka jarak antara fotografer dan subjek foto menjadi lebih jauh, yaitu sekitar 3-5 meter. Jarak yang agak jauh agak menyulitkan saat memotret di ruang yang sempit dan untuk berkomunikasi. Rekomendasi saya yaitu mengunakan lensa 50-60mm untuk portrait. Beberapa lensa yang ekuivalennya 85mm yaitu Nikon 58mm f/1.4, Fuji 56mm f/1.2 dan si raksasa, Zeiss Otus 55mm f/1.4. Bagi yang budgetnya terbatas, lensa 50mm f/1.8 merupakan lensa yang paling terjangkau, dan tidak beda terlalu banyak sudut pandangnya dibandingkan lensa yang saya sebutkan sebelumnya.
Lensa fix 85mm memiliki bukaan lensa yang besar sehingga membuat latar belakang sangat blur. Foto diatas dibuat dengan bukaan f/2.2. Talent: Jasmine

Rekomendasi lensa portrait untuk pengguna kamera DSLR Canon bersensor APS-C. Misalnya Canon seri 600D/70D
Murah: Canon 50mm f/1.8
Sedang: Canon 50mm f/1.4, Canon 85mm f/1.8 (untuk close up)
Mahal: Canon 70-200mm f/2.8 IS atau sejenisnya dari merek lain (Sigma, Tamron)
Rekomendasi untuk kamera Canon full frame. Misalnya Canon 1D, 5D, 6D
Sedang: Canon 85mm f/1.8
Mahal: Canon 70-200mm f/2.8 IS, Canon 85mm f/1.2
Rekomendasi lensa portrait untuk pengguna kamera DSLR Nikon bersensor APS-C/DX. Misalnya Nikon D3200, D5200, D7100
Murah: Nikon 50mm f/1.8G
Sedang:  Nikon 85mm f/1.8G (untuk close-up)
Mahal: Nikon 70-200mm f/2.8 VR, 58mm f/1.4
Rekomendasi untuk kamera Nikon full frame. Misalnya Nikon D600, D800, D4
Sedang: Nikon 85mm f/1.8G
Mahal: Nikon 70-200mm f/2.8 VR
Rekomendasi untuk kamera mirrorless Olympus & Panasonic
Sedang: Olympus 45mm f/1.8
Mahal: Olympus 75mm f/1.8, Panasonic 35-100mm f/2.8
Rekomendasi untuk kamera mirrorless Sony
Sony 50mm f/1.8 OSS

Friday 23 September 2016

Untuk menemukan kamera DSLR full frame tentu tidak sesulit yang kita bayangkan, pasalnya saat ini sudah banyak sekali kita temukan kamera yang memiliki fitur full frame, salah satunya adalah Nikon. Nikon sendiri adalah produsen kamera yang memiliki lini full frame paling lengkap, pasalnya mulai dari DSLR FX paling sederhana sampai dengan paling canggih dapat kita temukan pada kamera dari vendor Nikon. Dengan dukungan full frame menjadikan jaminan mutu terbaik dari Nikon membuat banyak kamera DSLR full frame banyak kita temukan saat ini.
Tentunya disamping kamera DSLR full frame yang dimiliki Nikon tentu ada lagi yaitu Canon, Canon sendiri dibekali dengan fitur full frame, kamera dengan fitur full frame biasanya menjadikan kamera paling dicari, dan tak hayal jika kamera dengan fitur tersebut akan dibekali dengan harga yang lebih mahal dari pada kamera DSLR tanpa menggunakan fitur full frame.

Kamera DSLR Full Frame


Kamera tersebut memang ditujukan untuk yang sudah profesional dalam hal fotografi karena, fitur tersebut memang sangat menunjang untuk memaksimalkan kinerja kamera dengan harga yang tinggi, akan tetapi ternyata Canon menghadirkan kamera dengan fitur full frame dengan harga dibawah rata-rata yaitu sekitaran 20 Jutaan saja. Canon sendiri perusahaan produksen kamera yang selalu menghadirkan harga yang murah namun kualitasnya cukup mumpuni.


7 Kamera DSLR Full Frame Terbaik saat ini

1. Canon EOS 6D

Kamera ini diklaim sebagai kamera DSLR dengan sensor full frame yang paling ringan jika dibandingkan dengan kamera dengan sensor full frame lainnya. Kamera Canon EOS 6D ini memiliki berat hanya 680 gran atau sekitar 0.7 kilogram. Canon EOS 6D ini dibekali juga dengan konektifitas Wifi.
Kelebihan lain dari kamera ini adalah anda dapt dengan mudah mengendalikan kamera ini menggunakan smartphone Android atau IOS. Jadi kamera ini dapat anda operasikan jarak jauh menggunakan konektifitas Wifi dengan bantuan aplikasi dari Play Store.
Dengan adanya konektifitas Wifi tentu saja anda dapat langsung share foto hasil jepretan dari kamera tersebut dan langsung mengunggahnya ke sosial media kesukaan anda dengan mudah, dan juga ada fitur GPS juga di kamera Canon ini.

Spesifikasi Canon EOS 6D

  • Ukuran (L x W x H cm) : 14.5 x 11.2 x 7.1 cm
  • Berat (kg) : 0.7
  • Warna : Hitam
  • Tipe : Canon EOS 6D
  • Ukuran Layar (in) : 3.0
  • Megapiksel : 20.2
  • Auto Fokus : Auto dan Manual
  • Garansi produk : 1 Tahun Garansi (Spare-part dan Servis)
  • Input : USB
  • Output : Component Video|Composite Video|3.5mm jack|USB|HDMI
  • Resolusi Layar : 1040000 dots
  • Tipe Baterai : Li-Ion
  • Format Foto : JPEG, RAW
  • Ukuran File Foto : 5184 x 345
  • Format Video : MPEG-4 AVC/H.264, MOV
  • Video HD : Ya
  • Resolusi Video : 1920×1080
  • Focal Length : 29 – 216mm
  • Image Stabilization : Ya
  • Range Aperture Lensa : f/3.5-5.6
  • ISO Range : 100-12800
  • Range Shutter Speed : 30 – 1/4000 detik
  • Built in Flash : Ya
  • Tipe Memory Card : SD/SDHC/SDXC
  • HDMI Port : Ya
  • Tipe Layar : Rear Screen LCD

2. Nikon D610

Selanjutnya datang dari vendor Nikon, diatas sudah kami singgung jika vendor ini memiliki banyak sekali varian kamera dengan sensor full frame salah satunya adalah Nikon D610, kamera ini dibekali dengan sensor 24 MP dengan balutan bodi yang nyaris seukuran dengan kamera Nikon DX.
Didalamnya juga sudah dibekali dengan built-in flash dan juga motorik fokus di dalam bodi. meskipun kamera ini berada di jajaran bawah D610 memiliki bodi magnesium viewfinder 100% coverage dan juga dual memori slot.
Jika kita teliti disamping dibekali dengan harga yang murah, memang kamera ini ditujukan untuk mereka yang masih baru dalam hal dunia fotografi, akan tetapi dengan kamera ini anda dijamin akan menghasilkan foto terbaik anda.

Spesifikasi Nikon D610

ModelKamera DSLR Nikon D610
Type SensorCMOS sensor
Lens MountNikon F bayonet mount
Picture AngleNikon FX format
Ukuran Sensor Gambar35.9mm x 24.0mm, Nikon FX format
Lensa kompatibelAF NIKKOR lenses, including type G and D lenses
Ukuran Pixel24.7 pixel
Format GambarJPEG dan RAW
Type MemoriSD card, SDHC, SDXC
Layar FokusType B BriteView Clear Matte Mark VIII with AF Area Brackets
Type AutofocusNikon Multi-CAM 4800 autofocus sensor module with TTL phase detection
AF Point39 AF Point
ISO Normal100 – 6400
Max ISOHi-1 (ISO 12,800) dan Hi-2 (ISO 25,600)
Type ShutterElectronically controlled vertical-travel focal-plane shutter
Shutter Speed1/4000 to 30 sec
Kecepatan FlashUp to 1/200 sec
Format VideoMOV dan MPEG-4 Advanced Video Coding
AudioBuilt-in microphone, monaural dan External stereo microphone (optional)
Ukuran VideoHD 1,920×1,080 / 30 fps
HD 1,920×1,080 / 25 fps
HD 1,920×1,080 / 24 fps
HD 1,280×720 / 60 fps
HD 1,280×720 / 50 fps
HD 1,280×720 / 30 fps
Type LCDViewing Angle TFT-LCD
Ukuran LCD3.2 inci
InterfaceAccessory Terminal: Remote Cord: MC-DC2 (available separately); GPS
unit: GP-1 (available separately)
HDMI output: Type C mini-pin HDMI connector
Headphone Connector
Hi-speed USB
Stereo Microphone Input
BatteryEN-EL15 Lithium-ion Battery
Type BatteryMH-25 Quick Charger
Ukuran141 x 113 x 82 mm
Berat760 gram
Wireless LANYa
Support BahasaArabic, Brazilian Portuguese, Chinese, Czech, Danish,
Dutch, English, Finnish, French, German, Greek, Hindi, Hungarian, Indonesian, Italian, Japanese, Korean, Norweigan, Polish, Portuguese, Romanian, Russian, Spanish, Swedish, Thai, Turkish, Ukrainian

3. Nikon D750

Pada jajaran selanjutnya yaitu ada Nikon D750 kamera ini ditujukan untuk kamera dengan pengguna kelas menengah, kamera ini dibekali dengan sensor sebesar 24 MP dengan tetap memakai low pass filter didalamnya.
Adapun perbedaan jika kita bandingkan dengan kamera D610 adalah pada sektor auto fokusnya dengan sejumblah 51 titik fokus atau 15 cross type. Dengan begitu kamera ini akan cepat membaca object bidikan kita sebelum mengambil gambar dan juga akan mampu mencari fokus pada tepat yang gelap sekalipun.
Perbedaan mencolok dengan kamera diatas adalah adanya LCD dengan ukuran 3,2 yang dapat anda lipat keatas dan juga kebawah. kelebihan lainya adalah adanya fitur Wifi dengan Wifi tentu akan memudahkan anda untuk urusan unggah foto ke sosial media kesukaan anda.

Spesifikasi Nikon D750

  • Ukuran (L x W x H cm) : 14.5 x 11.2 x 7.1 cm
  • Body type : Mid-size SLR
  • Body material : Magnesium alloy, carbon fiber
  • Max resolution : 6016 x 4016
  • Other resolutions : FX: 4512 x 3008, 3008 x 2008, 1.2x crop: 5008 x 3336, 3752 x 2504, DX: 3936 x 2624, 2944 x 1968, 1968 x 1312
  • Image ratio w:h : 3:02
  • Effective pixels : 24 megapixels
  • Sensor photo detectors : 25 megapixels
  • Sensor size : Full frame (35.9 x 24 mm)
  • Sensor type : CMOS
  • Processor : Expeed 4
  • Color space : sRGB, Adobe RGB
  • Color filter array : Primary Color Filter
  • ISO : Auto, 100-12800, expandable to 50-51200
  • White balance presets : 12
  • Custom white balance : Yes (6 slots)
  • Image stabilization : No
  • Uncompressed format : RAW
  • JPEG quality levels Fine, Normal, Basic
  • File format : JPEG
  • Raw : (NEF, lossless compressed, compressed 12 or 14 bit)

Nikon D810, Nikon DF

  • kamera terbaik 2016
  • kamera dslr terbaik
  • kamera full frame murah
  • kamera nikon terbaik
  • kamera full frame
  • kamera dslr yang bagus
  • kamera full frame termurah
  • kamera full frame canon
  • kamera dslr profesional terbaik 2016
  • kamera dslr pro
  • dslr terbaik
  • kamera full frame terbaik
  • rekomendasi kamera dslr 2016
  • kamera canon full frame
  • kamera full frame nikon
  • kamera profesional terbaik
  • Harga kamera full frame
  • daftar kamera full frame canon
  • harga nikon full frame
  • kamera canon terbaik 2016
  • kamera fotografer profesional
  • kamera dslr terbaik dan murah
  • camera dslr terbaik
  • kamera nikon full frame terbaik
  • canon full frame termurah
  • kamera yang selalu dipakai fotografer yang murah
  • Kamera slr terbaik
  • kamera Dslr mini dengan fitur konektivitas
  • nikon terbaik
  • kamera dslr paling bagus


Siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan kerja keras, kita dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan segenap kreasi dan interpretasi terhadap apa yang dilihat dan dijepret. Nah, seni mengabadikan gambar dengan menggunakan kamera disebut dengan Fotografi.
Fotografi berasal dari bahasa Latin yaitu: photos adalah cahaya, sinar. Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau disain bentuk. Jadi, fotografi secara luas adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau lukisan yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya. Karena dalam membuat gambar kita menggunakan alat yang disebut camera, maka sudah tentu kita harus benar-benar menguasai alat tersebut juga termasuk beberapa teknik dasarnya.
Dalam menggunakan kamera kita mengenal apa yang disebut dengan: Fokus (focus), Rana, Shutter Speed, Diafragma (f), Pencahayaan (lighting), Lensa, Komposisi (Composition), Film, ISO, Filter, etc.
Untuk lebih jelasnya, silahkan baca dan download free e-book basic photography berikut ini:
wajib dibaca juga artikel berikut ini:
– Teknik Dasar Fotografi: Tahapan Belajar Fotografi yang Harus Dilalui
– Belajar Fotografi: Cara Memulai dan Rekomendasi Alatnya

Tuesday 13 September 2016

Kita tidak perlu memaksakan harus mempuyai segudang peralatan studio yang mahal dan canggih untuk membuat sebuah studio foto. Kita bisa menggunakan alat lighting atau pencahayaan yang sederhana untuk bisa melakukan kegiatan pemotretan di dalam studio.
Jika kita perhatikan, sebenarnya dua atau tiga lighting saja sudah cukup untuk kita membuat foto di dalam studio. Kita bisa menggunakan main light pada posisi yang kita rasa tepat, kemudian kita juga bisa menempatkan sebuah reflektor sebagai sumber cahaya kedua. Tips dan cara sederhana mengatur posisi lighting di studio tersebut juga sangat bermanfaat dan dikatakan sudah cukup.

Jarak, angle/sudut, power, serta ketinggian sumber cahaya dengan subyek juga akan mempengaruhi hasil foto kita. Salah satu hal yang dirasakan sangat penting untuk kita ketahui dan cermati adalah bagaimana cahaya bisa jatuh tepat kepada subyek yang kita ambil. Layar LCD kita perlukan untuk membantu kita dalam mereview foto yang akan kita ambil. Dan terkadang merubah preview mode monochrome bisa sangat membantu kita dalam menentukan fokus pada bentuk subyek, tone serta bayangan yang jatuh kearea wajah subyek sehingga kita dimudahkan dalam memvisualisasikan hasil akhir dari foto portrait yang kita ambil.
  1. Tinggi
    Saat pemotretan berlangsung sering kita temui seorang fotografer yang memposisikan Main Light diatas model. Trik ini dilakukan untuk menghasilkan bayangan dari hidung supaya bisa jatuh ke sisi bawah wajah sehingga hidung akan terkesan menjadi lebih panjang atau mancung. Idealnya kita menginginkan bayangan hidung mengarah pada bibir. Sebenarnya kita bisa mengarahkan si model untuk menggeserkan posisi kepalanya sehingga efek pencahayaan yang kita inginkan bisa didapat.
  2. Sejajar
    Lampu flash atau main light yang terdapat disamping dan sejajar tinginya dengan model akan membuat cahaya mengenai seluruh sisi wajah dari model tersebut. Sementara itu bayangan yang dihasilkan dari tata pencahayaan tersebut akan memberikan kesan memperlebar fitur wajah dari model tersebut. Hasilnya akan lebih efektif dan kelihatan lebih menarik jika cahaya tersebut seimbang dengan sumber cahaya yang terletak dibelakang subyek.
  3. Posisi Lighting Rendah
    Hasil gambar dari efek lighting jenis ini terkesan kurang kita sukai, karena akan terlihat seram dan menakutkan. Posisi pencahayaan seperti ini sangat cocok untuk pemotretan yang bertemakan horor atau haloween.

Friday 9 September 2016


Beberapa waktu lalu blog agensi fotografi legendaris, Magnum Photos, membuat sebuah artikel berisi nasihat 35 fotografer magnum kepada fotografer pemula (sayang artikel asli sudah tidak bisa dilink). Disini saya sarikan isi ke-35 nasihat tersebut dengan terjemahan yang saya permudah dan saya persingkat. Untuk membaca versi asli yang lebih panjang, anda bisa mendownload artikel aslinya dalam format PDF disini (bahasa Inggris).
afghan girl-steve mccurry


  1. Abbas: “Belilah sepasang sepatu yang nyaman, dan mulailah jatuh cinta”.
  2. Alex Majoli: “Banyak-banyak membaca sastra dan sesedikit mungkin mengamati karya foto orang lain. Bekerjalah setiap hari meski tanpa uang ataupun penugasan, bekerjalah dengan disiplin untuk dirimu sendiri bukan untuk yang lain. Dan berkolaborasilah dengan orang yang anda kagumi.”
  3. Alex Webb: “Memotretlah karena kamu mencintainya, dan karena bagimu hadiah terbesarnya adalah proses memotret itu sendiri”
  4. Alec Soth: “Cobalah semuanya. Fotojurnalisme, portrait, fashion… apapun. Kamu tidak akan tahu mana yg cocok sebelum pernah mencobanya”
  5. Alessandra Sanguinetti: “Saya setuju dengan Bob Dylan: jaga selalu kepalamu dan jangan lupa selalu bawa bola lampu yg bagus (ide)”
  6. Bruce Gilden: “Fotolah siapa sejatinya dirimu!”
  7. Carl De Keyzer: “Kerahkan semuanya dalam 5 tahun pertama, baru putuskan apakah kamu punya skill yg cukup atau tidak”
  8. Christopher Anderson: “Buatlah foto yang kamu merasa terdorong membuatnya, mungkin dari sana akan terbentang karir”
  9. Chris Steele-Perkins: “Potretlah sebanyak-banyaknya, depresilah karena foto tersebut, lalu fotolah lagi. Asah terus skill dan berinteraksilah dengan dunia”
  10. Constantine Manos: “Foto bagus itu mudah, foto yang sangat bagus itu susah, foto yang luar biasa hampir mustahil”
  11. David Alan Harvey: “Anda harus tahu ingin “berkata” apa. Harus punya ide yang bisa diwujudkan, punya pikiran & perasaan”
  12. Donovan Wylie: “Berusaha untuk menemukan “suaramu” sendiri, subyekmu sendiri. Baca buku Waffenruhe karya Michael Schmidt”
  13. David Hurn: “Fotografer berarti harus banyak berjalan, maka belilah sepasang sepatu yang nyaman. jadilah fotografer karena panggilan jiwa”
  14. Dennis Stock: “Carilah waktu utk memotret tema yang kamu tertarik, sesimpel atau serumit apapun itu”
  15. Eli Reed: “Amati kehidupan bergerak spt sungai disekitarmu, dan sadari bahwa fotomu bisa menjadi bagian dari sejarah kolektif”
  16. Elliott Erwitt: “Pelajari foto karya fotografer terdahulu dan lukisan klasik, lihat dan belajar dari film”
  17. Lise Sarfati: “Membaca yang banyak dan buat duniamu sendiri, pelajari bagaimana membuat seri foto. Inovatif & jadilah diri sendiri”
  18. Martine Franck: “Keluarlah dan memotretlah! Pelajari bahasa asing, tonton film, baca buku, kunjungi museum, perluas wawasan!”
  19. Harry Gruyaert: “Jadilah diri sendiri, jangan mengkopi siapapun”
  20. Hiroji Kubota: “Berkelanalah ke berbagai tempat, sadari betapa majemuk dan beragam dunia ini”
  21. John Vink: “Terus tanyai dirimu sendiri. Dorong, garuk, gali, lalu dorong lebih jauh lagi. Berhentilah kalau sudah tidak menyenangkan lagi”
  22. Jonas Bendiksen: “Fotografi itu sebuah bahasa, pikirkan apa yang ingin bincangkan”
  23. Larry Towell: “Jadilah diri sendiri dan lihatlah keluar”
  24. Mark Power: “Jika anda punya sesuatu utk disampaikan, atau lbh baik lagi punya cara penyampaian inovatif maka kesempatan terbuka lebar”
  25. Martin Parr: “Cari sesuatu yang kamu punya hasrat, maju dengan obsesi tersebut secara elegan, maka kamu akan memiliki sebuah proyek yang hebat”
  26. Mikhael Subotzky: “Teguh dengan satu proyek dalam waktu yang lama, teruslah kerjakan melwati beberapa tahap belajar”
  27. Olivia Arthur: “Keluar dan lakukan hal yang benar-benar kamu ingini sebelum kamu terikat pada sesuatu”
  28. Paolo Pellegrin: “Setiap kali menekan shutter, kamu memberi suara pada pikiran dan opinimu. Jadilah orang yang melek dengan lingkungan dan akrab dengan sekitar”
  29. Patrick Zachmann: “Pergilah ke pameran, lihat buku dan buat proyek personal dimana kamu merasa memiliki pendekatan yang unik”
  30. Peter Marlow: “Belajar mempercayai insting dan jangan hiraukan apa kata orang. Bekerja keraslah namun tetap nikmati”
  31. Steve McCurry: “Fotografi membutuhkan banyak dedikasi, hasrat dan kerja keras. Temukan “tempat”mu sendiri, gali dalam-dalam lalu ukirlah dengan hatimu sehingga menhadi istimewa”
  32. Stuart Franklin: “Ikuti kata hatimu dan jangan pernah menyerah”
  33. Susan Meiselas: “Galilah dalam-dalam, ikuti insting dan percayalah pada keingintahuanmu”
  34. Thomas Dworzak: “Hiduplah secara intens, penuh hasrat. Lalu sekali sudah tahu basic-nya, lupakan soal fotografinya, fokus pada isinya”
  35. Trent Perke: “Fotolah apa yang terdekat bagimu dan hal yang kamu nikmati serta tertarik. Buat semua prosesnya menyenangkan dan simpel”





















































MY MEDSOS

https://www.facebook.com/aldiansyah.saturadio
Supriadi Safri. Powered by Blogger.

Template Information

My Contack

087 863 313 242 / 085 238 642251

Popular Posts